Kamis, 02 Mei 2013

Pelayanan kebidanan di tingkat primer




A.    Latar Belakang

Pembangunan kesehatan ke depan diarahkan pada peningkatan upaya promotif dan preventif, di samping peningkatan akses pelayanan kesehatan bagi masyarakat, utamanya penduduk miskin. Peningkatan kesehatan masyarakat, meliputi upaya pencegahan penyakit menular ataupun tidak menular, dengan cara memperbaiki kesehatan lingkungan, gizi, perilaku, dan kewaspadaan dini.
Berdasarkan hasil survai tingkat kematian ibu dan anak semakin tahun akan terjadi peningkatan. Untuk menurunkan AKI dan AKB di perlukan gerakan dan upaya bagi tenaga kesehatan dan masyarakat sendiri.

B.     Tujuan
1.      Untuk megetahui hasil kualitatif dan kuatitatif upaya promotif dan preventif kematian ibu dan anak serta dampak pencapaian MDGs
2.      Untuk mengetahui gerakan dan upaya bidang kesehatan masyarakat dalam penurunan AKI dan AKB.











BAB II
TINJAUAN TEORI

A.    Hasil Kualitatif dan Kuantitatif Upaya Promotif dan Preventif Kematian Ibu dan Anak Serta Dampak Dalam Pencapaian MDGs

1.      Hasil Kualitatif dan Kuantitatif
Provinsi Papua saat ini masih kekurangan tenaga bidan sebanyak 2.565 orang. Sebagian besar kampung-kampung di Papua hingga kini tidak ada tenaga kesehatan.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua, Yosef Rinto di Merauke, mengungkapkan, tenaga bidan tersebut dibutuhkan untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada ibu-ibu melahirkan guna menurunkan angka kematian ibu dan anak yang masih tinggi. "Papua kini sedang gencar-gencarnya berupaya menurunkan angka kematian ibu dan anak," ujarnya.
Untuk mengatasi kekurangan tenaga bidan, Dinas Kesehatan Papua, tengah memberdayakan dan melatih kembali kader-kader kesehatan di kampung-kampung. "Ini supaya mereka bisa melakukan pengobatan sederhana," katanya.
Di samping itu, juga menugaskan para bidan dan perawat dari kampung ke kampung selama enam bulan. Mereka juga akan melatih dukun-dukun bersalin untuk membantu persalinan di kampung.
Selain kekurangan tenaga bidan, menurut Rinto, sarana kesehatan di Papua juga masih terbatas. Karena itu, saat ini didorong pembangunan rumah sakit-rumah sakit di kabupaten pemekaran dan puskesmas-puskesmas pembantu di kampung-kampung. Saat ini di di seluruh Papua ada 27 rumah sakit, 686 puskesmas, dan 462 polindes.

2.      Upaya Promotif dan Preventif
Upaya promotif adalah suatu usaha pelayanan kesehatan ini pertama. Upaya preventif adalah sebuah usaha yang dilakukan individu dalam mencegah terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan.
Upaya pencegahan leavel dan clark dibedakan menjadi 3 yaitu :
a.       Pencegahan primer
Pencegahan primer terdiri dari promosi kesehatan (health promotion) dan perlindungan khusus (specific protection).
b.     Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder bentuknya upaya diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis dan promotif treatment).
c.     Pencegahan tersier
Pencegahan tersier bentuknya membatasi ketidakmampuan atau kecacatan (disability limitation) dan pemulihan kesehatan (rehabilitation).

3.      Dampak Pencapain MDGs
Kemajuan Indonesia mencapai Tujuan Pembangunan Millenium (MDG) 2015 untuk kematian anak ibu – masing-masing disebut sebagai MDG 4 dan 5 - kemajuan global sepuluh tahun setelah para pemimpin dunia berkomitmen untuk a World Fit for Children pada Sidang Khusus PBB tentang anak-anak pada tahun 2001.
Indonesia telah membuat kemajuan penting untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak, sejak membuat komitmen pada a World Fit for Children," kata Dr Robin Nandy, Kepala Bagian kelangsungan hidup dan perkembangan anak di UNICEF. “Tapi bahkan hari ini, diperkirakan bahwa 150.000 anak meninggal di Indonesia setiap tahun sebelum mereka mencapai ulang tahun kelima mereka, dan hampir 10.000 wanita meninggal setiap tahun karena masalah dalam kehamilan dan persalinan. Kita harus melihat lebih dekat lagi hambatan yang memperlambat kemajuan menuju kita mencegah kematian ini, terutama dalam kaitannya dengan kesehatan ibu, untuk mendukung prestasi lainnya.





A.    Gerakan dan Upaya Dibidang Kesehatan Masyarakat Dalam Akselarasi Penurunan AKI dan AKB di Indonesia.

a.       Kematian Ibu

Tahun 2011, AKI di Indonesia mencapai 228 kasus per 100.000 kelahiran hidup. Diperkirakan 10.500 ribu di Indonesia mati saat melahirkan tiap tahunnya. Pada tahun 2015, AKI ditargetkan turun menjadi 102 kasus per 100.000 kelahiran untuk mencapai tujuan pembagunan Millenium (MDGs).
Upaya-upaya yang perlu dilakukan untuk menurunkan AKI :
1.      Making Pregnancy Safer ( MPS )
a.       Strategi sector kesehatan yang ditujukan untuk mengatasi masalah kesehatan
b.      Akibat kematian dan kesakitan ibu dan bayi
c.       Merupakan penekanan atau focus dari upaya safe motherdood

3 pesan kunci MPS :
1.      Setiap persalinan ditolong tenaga kesehatan terampil
2.      Setipa komplikasi obstetri dan neonatal ditangani secara adekuat
3.      Setiap wanita usia subur mempunyai akses pencegahan kehamilan dan penanganan komplikasi keguguran

2.      Strategi MPS
a.       Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak ditingkat dasar dan rujukan
b.      Membangun kemitraan yang efektif
c.       Mendorong pemberdayaan perempuan
d.      Keluarga dan masyarakat
e.       Meningkatkan system surveilans
f.       Monitoring dan informasi KIBLA, pembiayaan.
Gerakan yang dilakukan dalam menurunkan AKI
1.      Meningkatkan kualitas pelayanan dan cakupan pelayanan
a.       Pertolongan persalinan oleh nakes
b.      Penyediaan pelayanan kegawatdaruratan yang berkualitas dan sesuai dengan standar.
c.       Pencegahan terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran
d.      Pemantapan kerjasama lintas program dan sektoral
e.       Peningkatan partisipasi perempuan , keluarga dan masyarakat
2.      Peningkatan kapasitas manajemen pengelolaan program melalui peningkatan kemampuan pengelolaan program agar mampu merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi ( P1-P2-P3) sesuai daerah.
3.      Sosialisasi dan advokasi melalui penyusunan hasil informasi tentang masalah yang dihadapi daerah sebagai subtansi untuk soialisai dan advokasi.

b.      Kematian Bayi

1.      Upaya yang dilakukan untuk mencegah kematian bayi
a.       Peningkatan kegiatan imunisasi
b.      Peningkatan ASI eksklusif, status gizi, deteksi dini dan pemantauan tumbuh kembang
c.       Pencegahan dan pengobatan penyakit infeksi
d.      Program MTBS dan MTBM
e.       Pertolongan persalinan dan penatalaksanaan BBL dengan cepat
f.       Diharapkan keluarga memiliki pengetahuan, pemahaman dan perawatan pasca persalinan sesuai standar kesehatan
g.      Program asuh
h.      Keberadaan bidan desa
i.        Perawatan neonatal dasar ( perawatan tali pusat, metode kanguru, IMD )

2.      Gerakan mencegah kematian bayi

a.       Bidan
1.      Menerapkan program ASUH ( awal sehat untuk hidup sehat ) yang memfokuskan kegiatan pada keselamatan dan BBL ( 1-7 hari )
2.      Mengintensifkan kunjungan rumah 7 hari pertama pasca persalinan berisi pelayanan dan konseling perawatan bayi dan ibu nifas yang bermutu.

b.      Masyarakat
1.      Menyebarkan pentingnya asuhan 7 hari pertama pasca persalinan bagi kehidupan bayinya
2.      Meningkatkan kesadaran tentang pentingnya kunjungan rumah 7 hari pertama pasca persalinan oleh bidan desa
3.      Mencatat dan melaporkanadanya ibu hami, ibu melahirkan dan bayi meninggal pada bidan di desa
4.      Mendukung dan mempertahankan keberadaan bidan di desa.









BAB III
KESIMPULAN


Angka kematian ibu dan anak semakin tahun semakin banyak akibatnya pencapaian MDGs buruk. Pembangunan kesehatan ke depan diarahkan pada peningkatan upaya promotif dan preventif, di samping peningkatan akses pelayanan kesehatan bagi masyarakat, utamanya penduduk miskin. Peningkatan kesehatan masyarakat, meliputi upaya pencegahan penyakit menular ataupun tidak menular, dengan cara memperbaiki kesehatan lingkungan, gizi, perilaku, dan kewaspadaan dini.

Perawatan BBL




A.    LATAR BELAKANG
            Kurang baiknya penanganan bayi baru lahir sehat akan menyebabkan kelainan-kelainan yang dapat menyebabkan cacat seumur hidup, bahkan kematian.   Di Indonesia kematian bayi neonatus yaitu dalam bulan pertama kehidupan masih cukup tinggi. Hal ini tak luput dari peran bidan yang menangani proses persalinan. Kurangnya pengalaman bidan dalam memberikan perawatan bayi baru lahir juga bias berdampak pada kematianm bayi.
            Sehubungan dengan hal tersebut, makalah yang berjudul Perawatan Bayi Baru Lahir akan membahas mengenai perawatan bayi baru lahir yang di mulai segera setelah bayi di lahirkan hingga bayi dalam masa perawatan.
B.     RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dibuat suatu rumusan permasalahan sebagai berikut “Bagaimana Cara Melakukan Perawatan Bayi Baru Lahir?”
C.     TUJUAN
1.      Menguraikan tentang bayi baru lahir
2.      Menguraikan ciri-ciri bayi baru lahir normal
3.      Menguraikan alat-alat perawatan bayi.
4.      Menguraikan pertolongan pada waktu bayi baru lahir
5.      Menguraikan perawaatan Bayi Baru Lahir
D.    MANFAAT
1. Agar mahasiswa memahami tentang bayi baru lahir
2. Agar mahasiswa memahami ciri-ciri bayi baru lahir normal
3. Agar mahasiswa memahami alat-alat perawatan bayi baru lahir
4. Agar mahasiswa memahami pertolongan pada waktu bayi baru lahir
5. Agar mahasiswa memahami perawaatan Bayi Baru Lahir




                                                                   
BAB II
TINJAUAN TEORI

A.    Pengertian Bayi Baru Lahir
         Bayi baru lahir adalah anak yang belum lama lahir, yang lahir dari kehamilan 37 minggu – 40 minggu dengan berat badan lahir 2500-4000 gram. Bayi adalah individu yang baru lahir di dunia.
  Bayi baru lahir di bagi menjadi 2:
1.      Bayi normal (sehat) memerlukan perawatan biasa
2.      Bayi gawat (hight risk baby) memerlukan penanggulangan khusus seperti adanya asfiksia dan perdarahan.
Pada umumnya, kelahiran bayi normal cukup di tolong oleh bidan dengan tanggung jawab penuh terhadap keselamatan ibu dan bayi. Pada kelahiran abnormal, yang memerlukan pertolongan spesialis, bayi baru ahir diurus oleh bidan dan, bila di rumah sakit yang dilengkapi dengan unit kesehatan bayi, hendaknya ditangani oleh dokter anak.
B.     Ciri-ciri Bayi Baru Lahir Normal
Lahir aterm antara 37-42 minggu
1.      Berat badan 2500-4000 gr
2.      Panjang badan 48-52 cm
3.      Lingkar dada 30-38 cm
4.      Lingkar kepala 33-35 cm
5.      Frekuensi denyut jantung antara 120-160/menit
6.      Pernapasan 40-60/menit
7.      Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan sukutan yang cukup
8.      Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala telah sempurna
9.      Kuku agak panjang dan lemas
10.  Nilai APGAR >7
11.  Gerak aktif
12.  Bayi lahir langsung menangis kuat
a.       Refleks Rooting (mencari putting susu dengan rangsangan taktil pada pipi dan daerah mulut) sudah terbentuk dengan baik
b.      Refleks Sucking ( isap dan menelan) sudah terbentuk dengan baik
c.       Refleks Morro (gerakan memeluk bila di kagetkan) sudah terbentuk dengan baik
d.      Refleks Grasping (menggenggam) sudah baik                                                                                  
13.  Genitalia
a.       Pada laki-laki kematangan di tandai dengan testis yang berada pada skrotum dan penis yang berlubang.
b.      Pada perempuan kematangan di tandai dengan vagina dan uretra yang berlubang, serta adanya labia mayora dan labiya minora                                       
14.  Eliminasi yang baik di tandai dengan keluarnya mekonium dalam 24 jam pertama dan bewarna hitam kecoklatan
C.     Alat-alat Untuk Perawatan Bayi
1.      Pengisap lender (mucus ekstraktor aspirator)
2.      Tabung oksigen beserta alatnya untuk membantu prnapasan bayi
3.      Alat resusitasi untuk pernapasan
4.      Obat-obatan: glukosa 40% larutan bikarbonas natrius 7,5 %, nalorfin sebagai amtidotum morfin dan petidin
5.      Alat pemotong penghikat dan atiseptik tali pusat
6.      Tanda pengenal bayi (identifikasi yang sama dengan ibu)
7.      Tempat tidur bayi dan inkubator bayi
8.      Stop-watch dan Termometer                                                                                                                                  
D.    Pertolongan Pada Waktu Bayi Lahir
1.      Mulai melakukan pembersihan lender pada saat kepala keluar dengan pembersihan mulut, hidung, dan mata dengan kapas atau kassa steril
2.      Jam lahir di catat dengan stop-watch
3.      Lendir di hisap sebersih mungkin sambil bayi di tidurkan dengan kepala lebih rendah dari kaki dalam posisi sedikit ekstensi supaya lender mudah keluar
4.      Tali pusat di ikat dengan baik dan bekas luka di beri antiseptic kemudian di jepit dengan klam jepit plastic atau di ikat dengan pita atau benang tali pusat.
5.      Segera setelah lahir,bayi yang sehat akan menangis kuat,bernafas,serta menggerakkan tangan dan kakinya : kulit akan berwarna kemerahan.
6.      Bayi di mandikan dengan air hangat-hangat kuku dari lumuran darah,air ketuban mekonium dan verniks kaseosa.Ada pula yang membersihkanya dengan minyak kelapa atau minyak zaitun
7.      Jangan lupa menilai bayi dengan nilai apgar
8.      Bayi di timbang berat badanya dan di ukur panjang badan lahirnya kemudian di catat dalam status
9.      Perawatan mata bayi : mata bayi di bersihkan ,kemudian di berikan obat untuk mencegah blenorrhoe
a.       Metode Crede : dengan tetesan nitras argenti 1-2 %
sebanyak 2 tetesan pada masing-masing mata
b.      Penisilin salep atau  garamcyin salep mata
10.  Di periksa juga anus,genetalia eksterna,dan jenis kelamin pada bayi,Pada bayi laki-laki,periksa apakah ada fimosis dan apakah descensus testikulorum telah lengkap. Di beberapa Negara barat,pada bayi laki-laki segera di lakukan sirkumsisi,apalagi jika terdapat fimosis
11.  Bayi akhirnya di perlihatkan kepada ibu,ayah,dan keluarga yang mendampingi

E.     Yang Perlu Diperhatikan Dalam Perawaatan Bayi Baru Lahir                                                                                                                                                     
1.      Klem dan potong tali pusat
a.       Klem tali pusat dengan 2 buah klem, pada titik kira-kira 2-3 cm dari pangkal pusat bayi (tinggalkan 1 cm diantara klem-klem tersebut).
b.      Potong tali pusat diantara kedua klem sambil melindungi bayi dari gunting dengan tangan kiri anda.
c.       Pertahankan kebersihan pada saat memotong tali pusat. Ganti sarung tangan anda bila sudah kotor. Potonglah tali pusatnya dengan gunting yang steril.
d.      Periksa tali pusat setiap 15 menit. Apabila masih terjadi perdarahan lakukan pengikatan ulang yang lebih ketat.

2.      Menjaga bayi agar tetap hangat
a.       Pastikan bayi tersebut tetap hangat dan terjadi kontak antara kulit bayi dengan kulit ibu.
b.      Gantilah handuk atau kain yang basah, dan bungkus bayi tersebut dengan selimut dan jangan lupa memastikan bahwa kepala telah terlindung dengan baik untuk mencegah keluarnya panas tubuh.
c.       Pastikan bayi tetap hangat genagn memeriksa telapak bayi setiap 15 menit.
1)      Apabila telapak bayi terasa dingin, periksalah suhu aksila bayi.
2)      Apabila suhu bayi kurang dari 36,5ÂșC, segera hangatkan  bayi tersebut.
3.      Kontak Dini Dengan Ibu
a.       Berikan bayi kepada ibunya secepat mungkin. Kontak dini antar ibu dan bayi penting untuk:
1)      Kehangatan: mempertahakan panas yang benar pada bayi baru lahir.
2)      Ikatan batin dan pemberian ASI.
b.      Doronglah ibu untuk menyusui bayinya apabila bay telah siap.
4.      Pernafasan
                Sebagian bayi akan bernafas dengan spontan. Pernafasan bayi sebaiknya diperiksa secara teratur untuk mengetahui adnya masalah.
a.       Perawatan jalan nafas, membersihkan mulut dan hidung sehingga jalan nafas terbuka.
b.      Periksa pernafasan dan warna kulit selama 5 menit.
c.       Jika bayi tidak segera bernafas, lakukan hal-hal berikut:
1)      Keringkan bayi denga selimut atau handuk hangat
2)      Gsoklah punggung bayi denan lembut.
d.      Jika bayi belum mulai bernafas setelah 60 detik mulai resusitasi
e.       Apabila bayi sianosis (kulit biru) atau sukar bernafas, berilah oksigen pada bayi.
5.      Perawatan Mata
                Obat mata eritromisin 0,5% tetrasiklin 1% dianjurkan untuk pencegahan penyakit mata klamidia(penyakit menular Seksual). Obat mata perlu diberikan pada jam pertama setelah persalinan. Yang lazim dipakai adalah perak nitrat. Langsung diteteskan pada mata bayi segera setelah bayi lahir.
6.      Pertahankan Suhu Tubuh Bayi
a.       Hindari memandikan bayi sedikitnya 6 jam.
b.      Bungkus bayi dengan kain kering dan hangat, kepala bayi harus ditutup.
7.      Pemeriksaan Fisik Bayi
Ketika akan memeriksa bayi baru lahir ingat butir-butir berikut:
a.       Gunakan tempat yang hangat dan bersih untuk pemeriksaan.
b.      Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan, gunakan sarung tangan dan bertindak lembut pada saat menangani bayi.
c.        Lihat,dengarkan,rasakan tiap-tiap daerah, dimulai dari kepala sampai kaki.
d.      Jika ditemukan faktor resiko,carilah bantuan lebih lanjut.
e.       Rekam hasil pengamatan
8.      Berikan Vitamin K
                Untuk mencegah terjadinya prdarahan karena defisiensi vitamin K pada bayi baru lahir mlakukan hal-hal berikut:
a.       Semua bayi baru lahir normal dan cukup bulan perlu diberikan vitamn K peroral 1mg per hari selama 3 hari.
b.      Bayi resiko tinggi diberikan vitamin K parenterl dengan dosis 0,1 sampai 1 mg IM.
9.        Identifikasi Bayi
                Alat  pengenal untuk memudahkan identifiksi bayi perlu dipasang segera pasca persalinan. Alat pengenal yang efektif harus diberikan pada setiap bayi baru lahir dan haru tetap ditempatnya sampai bayi dipulangkan.
a.       Alat ang digunakan, hendaknya kebak air, dengan epi yang halus tdak mudah melukai, tidak mudah sobek dan tidak mudah lepas.
b.      Pada alat atau gelanh identifikasi harus tecantum Nama (bayi,ibunya),  tanggal lahir, nomor bayi, jenis kelamin, unit.
c.       Disetiap tempat tidur harus diberi tanda dengan mencantumkan nama tanggal lahir, nomor identifikasi,
d.      Sidik telapak kaki bayi dan sidik jari ibu dicetak cacatn yang tidak mudah hilang. Ukurlah berat lahir, panjang bayi, lingkar kepala, lingkar perut dan catat dalam rekan medis.